Senin, 23 Mei 2016

Mungkin...

Mungkin inilah saatnya untuk bertindak. Inilah saatnya untuk menjadi dewasa. Mungkin inilah saatnya untuk mengerti akan sebuah kerelaaan dan mungkin inilah saatnya untuk melepaskan sesuatu yang telah kita jaga dan biarkan ia terbang bebas laksana merpati. Tak semua berjalan indah memang dan tidak mudah untuk melupakan segala kenangan, namun makna yang dalam tertera dibaliknya. Dari situ kita bisa belajar bagaimana kita harus menjadi dewasa dan bijak dalam mengambil sikap. Dimana kita harus bisa rela melihat merpati tinggal di sarang yang baru dan merasa hangat di sarang yang baru. Kita belajar bahwa tidak semua yang kita harapkan dan inginkan itu akan selalu terwujud. Kita belajar bahwa wanita yang kita rasa bahagia dan nyaman bersama kita tidak akan selalu memilih kita. Kita belajar bahwa rasa sayang tak harus memiliki tetapi yang terpenting adalah rasa sayang akan tetap tinggal di dalam hati. Terkadang kita harus mengerti apa yang dibutuhkan seseorang, terkadang kita harus mengalah demi kebahagiaan orang yang kita sayang, terkadang kita harus melupakan seseorang demi sebuah langkah besar kedepan, dan terkadang kita harus melepaskan seseorang yang kita sayang demi kebahagiaannya dan demi kebahagiaan kita. Terkadang  kita harus meninggalkan apa yang kita inginkan untuk sesuatu atau bahkan seseorang yang kita butuhkan.

Rabu, 18 Mei 2016

Daun Muda

Daun muda, mudah jatuh cinta mudah pula jatuh karena cinta. Mudah saling memahami, mudah pula saling menjatuhkan. Mudah datang namun mudah pula pergi. Begitu banyak persoalan yang mudah datang namun sulit untuk pergi. Layaknya daun muda yang sulit untuk bertumbuh jika tidak ada pupuk yang diberikan, namun dengan mudah mengering, mati dan akhirnya jatuh ke tanah. Apakah saat ini hubungan begitu mudahnya untuk datang dan pergi? Lalu apakah itu yang dinamakan cinta? Mungkin saat ini kata cinta tidak lagi bermakna dalam. Mungkin saat ini cinta bukanlah sesuatu yang sulit untuk diraih. Lalu apa gunanya cinta yang bertumbuh hanya untuk mati? Lalu apa guna nya daun muda yang bertumbuh hanya untuk layu? Daun muda berguna tuntuk menyegarkan alam sekitar nya dan untuk mempercantik pohon utama. Walaupun ia tahu kapan saatnya untuk menua, layu, dan mati. Cinta sejati berguna untuk menyejukkan dua individu yang saling berbagi kasih, memperindah dunia dan memberikan kesegaran bagi umat manusia. Tanpa cinta, manusia hidup dalam kesepian dan kesengsaraan. Tetapi cinta juga akan tahu kapan harus menua, berhenti bertumbuh, layu, dan akhirnya berpisah. Namun cinta sejati akan terus bertumbuh dan hidup selama-lamanya dalam hati manusia.

Kamis, 12 Mei 2016

Surat untuk Pemilik Senyum Manis

Apakah ini rasanya menjadi pecundang? Apakah ini rasanya menjadi seseorang yang kalah? Apakah ini rasanya sakit? Apakah mereka tidak memikirkan akibat di sekitar mereka? Mengapa beribu alasan terucap saat ku mencoba menyayangimu yang membuatku sedih? Mengapa beribu kasih sayang terucap saat bukan aku yang berdiri dihadapanmu sekarang? Mengapa kedustaan yang kau berikan kepadaku? Mengapa kasih sayang yang kau berikan kepadanya? Mengapa harus bersembunyi? Mengapa dia? Apa salahku? Apakah aku mengganggu harimu? Apakah aku telah membuatmu tidak nyaman? Apakah aku sebuah batu yang menghalangi jalanmu? Apakah aku yang membuat jalanmu terjal? Apakah aku membuat hatimu begitu gelap? Apakah aku membuatmu marah? Mengapa kau selalu berkelit? Sekarang kau bebas terbang dengan sayap indahmu. Mengapa dahulu sayap itu kau sembunyikan dariku? Apakah aku menghapus senyum manismu? Apakah dia yang telah melukis kembali senyummu? Apakah aku membuat luka dihatimu? Apakah dia yang menyembuhkannya? Apakah aku telah menciptakan awan hitam dimatamu? Apakah dia sinar mentari yang datang dan membuat sinar matamu kembali indah? Apakah aku telah merusak harimu? Apakah dia yang telah mengembalikan hari-hari indahmu? Mengapa kau mainkan sandiwara sedih ini? Mengapa kau memilih dia sebagai aktor pendampingmu? Mengapa kau memainkan ku hanya untuk menjadi pemain terbuang? Mengapa kau sampai hati? Apakah kau melupakan caraku melihat matamu? Apakah kau melupakan segala kekonyolanku saat berada dihadapanmu? Apakah kau melupakan segala usahaku? Atau kau telah melupakanku seutuhnya? Memang mulut ini telah berkata untuk tidak menyayangimu? Namun apakah hati ini sanggup menghilangkan senyum manis itu? Apakah hati ini dengan mudah melupakan sinar mata indah itu? Apakah hati dengan mudah melupakan sikap gemulai itu? Apakah hati ini berhenti menyayangimu? Apakah semua dapat melupakan seorang ciptaan Tuhan yang menurutku indah? Mengapa kau bahagia diatas sedih ini? Mengapa kau menari diatas kaku ini? Mengapa kau tersenyum lepas diatas tangis ini? Taukah kau disini ku tetap mengindahkanmu? Taukah kau disini ku masih setia menunggumu? Taukah kau ku disini masih tetap berdiri dan berharap kau memelukku erat? Taukah kau hati ini masih menerimamu? Namun apakah kau masih bersedia kembali dan memberiku kesempatan lagi? Kupikir semua ini terlalu dramatis dan tidak masuk akal. Tetapi inilah kenyataannya. Inilah yang sebenarnya terjadi. Apakah rasa amarah yang membuatku menulis ini? Apakah rasa cemburu yang menguasai diri ini? Diri ini hanya bisa mencoba bahagia melihat senyum yang kembali merekah di bibir seorang wanita yang menurut diri ini indah. Diri yang dahulu telah melukis senyum manis itu. Diri yang dahulu menciptakan sinar indah mata itu. Diri yang dahulu bersedia memberikan seluruh tenaga nya untukmu. Diri yang dahulu menemanimu saat kau sendiri. Kupikir saat ini aku hanya setitik embun diantara megahnya pelangi. Setitik debu diantara indahnya mentari pagi. Hanya bisa berharap kau memaafkan daku yang telah menghapus senyum manis itu. Yang telah merusak lukisan sinar mata indah itu. Yang tak sempat memelukmu erat. Yang tak sempat memberikan bahu ini untukmu bersandar. Yang tak bisa menghangatkanmu. Yang tak sempat berdiri mendampingimu. Yang telah membiarkan kau sendiri. Yang telah membuat wajah indah mu menjadi wajah kebencian. Senyum ini mulai memudar seiring langkah kakimu menjauh. Disini ku beridiri seorang diri. Disini bagaikan sebuah patung yang hanya bisa melihat indahnya pelangi sore ini. Aku tau semua ini berlebihan. Aku sadar semua ini dramatis. Apa yang harus diri ini lakukan? Apakah harus bertindak? Kupikir tidak, karena ini bukan bagianku. Ini bukan hakku. Disini ku hanya diam dan berpura-pura bahagia demi senyum manis itu. Diri ini harus membohongi perasaan hatinya. Semua ini demi perempuan indah, malaikat terindah, perempuan yang anggun. Perempuan yang penuh dengan kasih sayang. Namun saat ini aku bertanya, apakah ini engkau? Apakah ini perempuan yang kukenal? Perempuan yang penuh kejujuran dan rasa belas kasih? Mengapa kutulis semua ini? Mengapa? Apakah ini rasanya menjadi seorang pecundang?