Jumat, 19 Februari 2016

Cemas

Pagi ini disambut oleh rintik hujan yang bergantian menyentuh permukaan bumi. Terlintas begitu saja bagaimana kabarmu? Bagaimana pagimu? Apakah disana terlintas juga pikiranmu tentangku? Hujan masih terus membasahi tiap-tiap makhluk dan benda yang mendiami bumi, entah mengapa matahari enggan untuk menampakkan keindahannya. Apakah ia malu? Apakah ia sudah bosan melihat manusia yang tidak menyapa nya? Layaknya perasaan ini yang masih ragu untuk mengutarakan rasa sayang ini. Setiap titik hujan membuatku bertanaya apakah kau baik-baik saja? Entah mengapa pertanyaan ini selalu menghantui. Aku bukan siapa-siapa, tapi apakah mungkin rasa cinta dan sayang yang membuat pertanyaan itu tak mau berlalu dari otak ini? Perasaan ini tak bisa dibohongi lagi. Ya, aku menaruh hati kepadamu, namun mulut ini belum bisa mengungkapkan rasa sayang yang besar kepadamu. Dan disini masih terus menunggu reaksi baikmu. Aku selalu melihatmu dari jauh dan merasa terpesona akan indah rambutnya dan sikapnya yang membuat bibir ini menampakkan senyum bahagia. Bagaikan sang bulan yang hanya berdiri melihat keindahan cahaya bintang. Sang bulan hanya bisa menghibur diri melihat sepasang individu yang saling menjalin cinta dibawah sinar dan lindungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar